Foto: Istimewa
Jakarta, Bernus.co - Covid-19 varian baru telah dihadapi masyarakat dunia bernama XE. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga telah buka suara soal varian yang disebut sebagai cicit omicron tersebut.
Sebagai informasi, XE merupakan rekombinan Covid-19 varian omicron asli yakni BA.1 dengan BA.2 atau omicron siluman.
Dikutip dari CNBCIndonesia WHO mengatakan, varian XE 10% lebih menular dibandingkan BA.2. Angka tersebut lebih tinggi dari laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) yakni 9,8%.
Meski begitu, baik WHO dan UKHSA menegaskan tetap butuh konfirmasi lebih lanjut mengenai varian XE.
"Varian rekombinan seperti XE ini terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan dua atau lebih varian pada waktu yang sama.
Hal itu mengakibatkan percampuran materi genetik virus di dalam tubuh pasien," kata lembaga itu, dikutip dari Independent, Senin (18/4/2022).
Varian XE ditemukan pertama kali di Inggris sejak 19 Januari 2022. Lebih dari 637 kasus terkait varian XE sudah tedeteksi sejauh ini.
Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis UKHSA, mengatakan XE punya tingkat pertumbuhan yang bervariasi. Jadi belum bisa dipastikan mengenai pertumbuhannya. "Sejauh ini tidak ada cukup bukti untuk menarik mengenai transmisibilitas, keparahan, atau efektivitas vaksin," kata Hopkis, dikutip dari Times of India.
Mengenai gejala, Erica Johnson yang merupakan dokter penyakit dalam di Johns Hopkins Bayview Medical Center di Baltimore mengatakan mirip dengan omicron asli. Gejala dari BA.1 dan BA.2 ringan mulai dari batuk, demam, kelelahan dan kemungkinan kehilangan rasa atau penciuman.
"Sejumlah pasien juga mencatat pilek, masalah pencernaan, sakit kepala, dan ruam kulit," jelas dia. (*)